Oleh: Pria Ubaydillah (Sekbid. Kaderisasi PMII Politeknik Negeri Manado Periode 2020-2021)
Menceburkan diri ke dalam kehidupan yang lain, adalah kalimat untuk menggambarkan apa yang dilakukan setahun terakhir ini.
Bermula dari dialog di rumah-rumah kopi, kesepakatan untuk bersepakat akhirnya tercipta. Dari sekedar rasa yang bisa didefinisikan sebagai ‘balas budi’, hingga akhirnya tidak lagi menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan rasa yang dimaksud sebelumnya.
Meminjam dialog dan adegan dari beberapa film mungkin bisa membantu menjelaskan jalannya tulisan ini, contohnya dialog Gandalf dan Frodo di The Lord Of The Rings: The Fellowship Of The Ring. Dalam perjalanannya, Frodo yang sedang membawa cincin Sauron, mempertanyakan soal Dirinya, Kawanannya, Musuhnya, hingga Kehidupan yang berputar disekitarnya.
Kenapa harus dia? Kenapa kawan-kawannya harus terlibat? Kenapa musuhnya bisa berlaku demikian? Lalu apa makna dari perjalanan panjangnya?
Gandalf lalu menjawabnya “Apa yang harus kita putuskan adalah apa yang harus dilakukan dengan waktu yang diberikan kepada kita (All we have to dedice is what to do with the time that is given us)”. Bertubi pertanyaan dari si Hobbit ini dijawab oleh si penyihir dengan mengisyaratkan bahwa itu sudahlah takdir.
Adalah takdir Frodo, kawan-kawannya, bahkan musuhnya untuk terlibat dalam peliknya hidup.
Pertanyaan serupa adalah sedikit dari banyaknya tanya yang muncul selama setahun terakhir, dan jawabannya selalu berakhir bahwa ini adalah ‘takdir’. Coba saja sedari awal yang dipilih adalah berbalik arah atau memunggungi persoalan yang ada, bisa saja tulisan ini tidak pernah tercipta, atau bahkan jari-jari ini bisa saja tidak sedang berdialog dengan keyboard laptop tapi mungkin sedang asyik digunakan dalam kebathilan.
Tapi lagi-lagi pilihan itu seperti tidak bisa diajak mengelak. Seperti sebuah putusan-putusan yang tercipta, jauh sebelum apa yang disebut ‘Keputusan’ itu tercipta. Baik itu pilihan atau keputusan, layaknya satu-satunya pilihan dan keputusan tunggal.
Pilihan atau keputusan yang diambil hari inilah adalah apa yang kemungkinan menentukan penantiaan di akhir nanti. Singkatnya, yang diambil itulah pembeda antara mana yang siap melangkah dan tidak atau mana si petarung dan tidak. Bukankah yang membedakan kita dalam menjalani peliknya hidup ini, salah satunya ialah apakah kita siap bertarung atau tidak? Pilihan inilah yang menjadi pengantar kita kepada takdir. Setidak-tidaknya selama setahun terakhir ini, mencelupkan diri dalam pilihan-pilihan dan menguji takdir adalah apa yang dilakukan.
Bagi Socrates, hidup yang tidak diuji adalah tidak pantas untuk dijalani.
Singkatnya, persoalan setahun terakhir ini hanyalah bagian kecil dari persoalan-persoalan lain yang akan menanti dalam hidup. Persoalan lain akan tetap ada. Dan kerumitan takdir dan isinya kembali akan mengantarkan masing-masing dari kita ke hal yang lain lagi dan akan begitu terus hingga menjemput akhir nanti. “Mungkin jalan yang kamu masing-masing akan tapaki sudah diletakkan di depan kaki, meski kamu tidak bisa melihatnya”, begitulah kata Lady Galadriel dalam Lord Of The Rings.
Pada akhirnya jika berbicara mengenai pilihan, keputusan, hingga takdir. Kita akan sampai di mencontoh adegan dalam film Finding Nemo ketika para ikan mendapatkan pilihan untuk kabur atau tetap tinggal dalam akuarium, hingga merencanakan pelarian dan kabur dari akuarium adalah keputusan yang dipilih. Setelah memutuskan pilihannya, takdirlah yang menjadi pengantar mereka dalam menghadapi apa yang akan menanti selanjutnya.
Dan pertanyaan penutup untuk mereka yang sedang atau sudah memutuskan pilihan atau mungkin akan menuju akhir takdir yang telah dipilih dan diputuskan, sekali lagi mencontoh adegan dalam film Finding Nemo.
NOW WHAT?
Singkatnya, persoalan setahun terakhir ini hanyalah bagian kecil dari persoalan-persoalan lain yang akan menanti dalam hidup. Persoalan lain akan tetap ada. Dan kerumitan takdir dan isinya kembali akan mengantarkan masing-masing dari kita ke hal yang lain lagi dan akan begitu terus hingga menjemput akhir nanti. “Mungkin jalan yang kamu masing-masing akan tapaki sudah diletakkan di depan kaki, meski kamu tidak bisa melihatnya”, begitulah kata Lady Galadriel dalam Lord Of The Rings.
Pada akhirnya jika berbicara mengenai pilihan, keputusan, hingga takdir. Kita akan sampai di mencontoh adegan dalam film Finding Nemo ketika para ikan mendapatkan pilihan untuk kabur atau tetap tinggal dalam akuarium, hingga merencanakan pelarian dan kabur dari akuarium adalah keputusan yang dipilih. Setelah memutuskan pilihannya, takdirlah yang menjadi pengantar mereka dalam menghadapi apa yang akan menanti selanjutnya.
Dan pertanyaan penutup untuk mereka yang sedang atau sudah memutuskan pilihan atau mungkin akan menuju akhir takdir yang telah dipilih dan diputuskan, sekali lagi mencontoh adegan dalam film Finding Nemo.
NOW WHAT?
Sekarang Apa?
0 Komentar